Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah

Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu alasan terbentuknya pendidikan anak usia dini karena menurut Al-Ghazali, "Anak-anak merupakan amanah dan tanggung jawab orang tuanya, jiwanya suci murni merupakan permata mahal yang bersahaja dan bebas dari ukiran dan gambaran dan ia boleh menerima setiap ukiran dan cenderung kepada apa yang dicenderungkan kepadanya".

Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
Taman Anak-anak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun.


Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian/kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas tahun 1999 menunjukkan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang masuk TK mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada anak yang tidak masuk TK di kelas I SD Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.
Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal..
Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, karena inilah yang menjadi konsep dasar pendidikan prasekolah.. Dengan bermain, anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu, bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Frobel sendiri menghendaki adanya suasana yang sesuai dengan kodrat hidupnya anak-anak. Menurutnya, para guru jangan memasuki alam anak-anak, seperti ibunya sendiri. Pandanglah hidup anak-anak sebagai taman.


Tujuan pendidikan prasekolah menurut pasal 3 PP No.27 tahun 1990 adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Sedangkan menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004, tujuan taman kanak-kanak sebagai sarana pendidikan adalah untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/ motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Dalam garis-garis besar program kegiatan belajar TK (Depdikbud : 1995) disebutkan bahwa fungsi kegiatan belajar di taman kanak-kanak adalah untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, mengembangkan sosialisasi anak, mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Sedangkan fungsi pendidikan Taman Kanak-kanak dan Raudatul Athfal menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 adalah mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, dan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.

Pendidikan prasekolah mempunyai prinsip dalam segala kegiatannya, salah satunya adalah harus menyenangkan dan menarik. Anak-anak pada sekitar umur 3 atau 4 tahun merupakan massa permulan terbukanya jiwa anak-anak untuk menerima pengaruh dari luar melalui panca inderanya secara luar biasa. Anak-anak sangat tertarik kepada gambar-gambar teristimewa yang berwarna, lagu-lagu dan suara pada umumnya, cerita-cerita tentang apapun juga. Massa ini dinamakan “gevoelige periode” oleh Montessori.
Selain itu, pendidikan prasekolah harus senantiasa berfokus kepada kepentingan anak. Aktivitas belajar adalah milik anak, berilah kesempatan yang luas agar setiap anak terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak karena anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek erkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosioemosional).
Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak. Prinsip lainnya adalah fleksibel, memperhatikan adanya perbedaan individual, dan tidak melupakan unsur bermain. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia TK dan RA.
Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Bermain bagi anak merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.

Sejarah Pendidikan Prasekolah

Pada tahun 1840, Friedrich Fröbel, yang berkebangsaan Jerman, mendirikan sekolah pertamanya yang bernama “Kindergarten”. Kinder berarti anak dan garten berarti taman. “Taman Anak” ini berdiri di kota Blankerburg dan merupakan pelopor sekolah bagi anak-anak usia dini di dunia. Menurut Fröbel, anak-anak kecil itu seharusnyalah dianggap dianggap sebagai tumbuh-tumbuhan yang masih meminta pemeliharaan serta perhatian sepenuhnya dari si ‘juru taman’.

Fröbel berkeinginan agar anak-anak kecil itu sedapat mungkin didekatkan dengan alam. Dalam Taman Anak ini diajarkan nyanyian-nyanyian, permainan serta macam-macam pekerjaan anak-anak. Fröbel ingin menggunakan keinginan untuk bertenaga dari tiap-tiap anak kecil, hingga segala tingkah lakunya yang oleh anak-anak sendiri dialami sebagai kesenangan, memberi manfaat yang sebesar-besarnya, baik untuk hidupnya lahir maupun untuk hidup rohaninya. Selain itu, diharapkan taman ini menjadi tempat yang menyenangkan, ceria, gembira, bermain, bebas beraktivitas, bereksplorasi sehingga anak menjadi ceria, terampil, cerdas dan mandiri.

Setelah Fröbel (akhir abad ke-18), ungkapan mengenai kemerdekaan dalam usaha pendidikan sudah terbuka, dan yang paling terkemuka pada akhir abad ke-19 adalah Maria Montessori dengan “Montessori-scholen”-nya yang kini terdapat di seluruh dunia. Montessori mendukung Fröbel dengan mengatakan bahwa masa anak-anak akan mempengaruhi masa dewasa yang akan datang (perkembangan anak mempengaruhi perkembangan dewasa).

Dr.Maria Montessori adalah seorang tabib wanita bangsa Itali yang kemudian pada tahun 1900 menghentikan praktek kedokterannya dan tetap masuk ke dalam kalangan pendidikan. Awal mula Montessori tertarik ke dalam dunia pendidikan adalah pada saat dia berusaha untuk mengembalikan anak-anak yang pada saat itu dianggap gila, idiot, menjadi anak-anak hidup secara normal seperti anak-anak seusianya, dan hal itu berhasil hingga Montessori menjadi kinderpaedagoog atau ahli pendidik anak-anak.

Pada tahun 1907, Montessori mendirikan rumah sekolah yang dinamakan “Casa deibambini” yang berarti “rumah untuk merawat anak-anak”. Maksud didirikan sekolah ini adalah agar anak-anak berada di dalam rumah perawatan selama orang tuanya bekerja di pabrik, dan pada waktu petang diambil kembali oleh orang tuanya masing-masing.

Sekolah Montessori berbeda dengan sekolah Taman Anak Fröbel karena sekolah Taman Anak masih terbatas untuk kaum atasan dan dalam beberapa hal dianggap kurang sesuai dengan jaman pada saat Montessori. Selain itu, Montessori mendapatkan penghargaan luar biasa karena hasratnya yang subjektif untuk memperbaiki dan menyempurnakan cara pendidikan bagi anak-anak umumnya, khususnya bagi anak-anak yang kekurangan fikiran, namun dia juga memegang teguh dasar dan azas ilmu pengetahuan dalam segala penyelidikan. Berbagai percobaan telah dilakukan, sehingga pengetahuan pendidikan, teori-teori pendidikannya didasarkan bukti-bukti yang konkrit.

Montessori mengatakan bahwa anak-anak jangan diajari tapi harus dituntun. Di dalam sekolah Montessori tidak ada pengajar, yang ada adalah penuntun yang bertugas terus melihat dan mengamati si anak. Segala perbuatan yang spontan harus diperhatikan, dibolehkan, jangan dilarang atau dihalang-halangi. Anak-anak harus dituntun secara individu. Satu hal yang penting dalam maksud pendidikan menurut Montessori adalah mencerdaskan jiwa anak-anak menurut kodratnya masing-masing. Metode ini sangat terkenal di Eropa dan Amerika. Selain itu, dimana-mana berdirilah perhimpunn-perhimpunan Montessori, dan buku-bukunya diterbitkan dalam pelbagai bahasa. Juga di Indonesia, pada jaman Belanda sudah ada beberapa sekolah Montessori dan perhimpunannya, yang menamakan dirinya “Montessori-groep” yang berpusat di Malang.

Sekitar tahun 1941, Indonesia, yakni di perguruan Taman Siswa akan mendapat kehormatan berupa tinjauan langsung oleh ahli pendidik Montessori, namun dibatalkan karena saat itu Indonesia sedang perang melawan Belanda.

Pada tanggal 3 Juli 1922, perguruan nasional Taman Siswa, yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara membuka sekolah anak-anak kecil di bawah umur 7 tahun, yang dinamakan Taman Lare atau Taman Anak. Selanjutnya nama seklah ini diganti menjadi “Taman Indria”. Alasannya adalah karena dipandang dari sudut psikologi, jiwa anak-anak di bawah umur 7 tahun itu semata-mata masih berada dalam periode perkembangan panca-inderanya. Dasar inilah yang dipakai Fröbel untuk memberi bentuk, isi dan metodenya pada Kindergarten. Dasar itulah pula yang leh Montessori digunakan untuk mewujudkan cita-cita pendidikannya bagi anak-anak.

Dasar-dasar sistem pendidikan Taman Siswa bagi anak-anak di bawah umur 7 tahun ini memodifikasi metode Fröbel dan metode Montessori, dan menyesuaikannya dengan adat Timur. Taman Indria inilah yang merupakan awal mula terbentuknya sekolah Taman Kanak-kanak di Indonesia.

Antara tahun 1922-1951 terjadi krisis ekonomi dan krisis pendidikan di Indonesia, sehingga perkumpulan wanita yang mendirikan Taman Kanak-kanak pun akhirnya gagal dan tidak berjalan panjang. Namun pada tahun 1957, didirikanlah TK dalam sebuah garasi yang didukung para ibu pada saat itu, dan selanjutnya berdirilah TK-TK lain di Indonesia. Selain itu, berdiri pula Yayasan Beribu yang dipelopori oleh Ibu Mary Saleh, yang bertujuan membuat kursus guru-guru TK.

Sebetulnya, yang menggagas berdirinya Yayasan Beribu adalah seorang Belanda yang bernama Rina Marsaman. Gagasan ini bermula untukmengisi waktu luang para ibu yang ditinggal perang oleh suaminya, untuk mengajar anak-anak di sekitarnya. Mary Saleh, Ema P, dan Ema S. menjadi 3 wanita yang belajar langsung di Eropa untuk pengetahuannya dalam mendirikan Yayasan Beribu ini. Yayasan Beribu telah berhasil mencetak guru-guru TK yang selanjutnya tersebar di berbagai TK di Indonesia.

Sejak tahun 1957 dan sejak PP nomor 27 tahun 1990, TK di Indonesia telah sangat pesat dalam segi jumlah sampai sekarang. Menurut PP tersebut : pendidikan prasekolah berguna untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah, dan Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.

Pada tahun 2000, pemerintah mulai memperhatikan TK, dan sejak tahun 2002 muncullah berbagai variasi TK seperti TK Plus, Terpadu, Unggul dan TK Full Day; namun Yayasan Beribu tetap sebagai pelopor berdirinya pendidikan guru TK di Indonesia.

Homeschooling For Kids Bandung

I. PENDAHULUAN

Anak adalah titipan Tuhan YME yang merupakan karunia dan membuat setiap orang tua akan terus berusaha memberikan bekal terbaik bagi anak-anaknya untuk sampai pada titik strategis agar dia mampu berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain, dengan lingkungan bertumbuh yang sehat dan menyenangkan, pendidikan yang memadai, kasih sayang berupa pemenuhan segala kebutuhan fisik dan psikisnya.

Otak anak pada usia 2-4 tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat, hingga 80%. Pada usia tersebut terjadi masa peka, dimana terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Homeschooling hadir sebagai inovasi pendidikan untuk membantu mengambangkan potensi besar dalam diri anak usia dini. Belajar tak lagi di sebuah tempat dan dalam waktu tertentu saja, tetapi bisa terjadi di mana saja dan sepanjang hari. Sumber belajar pun tidak hanya sosok tertentu dan buku pelajaran, tetapi dapat siapa saja dan apa saja.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD
Membantu anak usia 2-4 tahun agar siap melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

B. TUJUAN
Membantu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan anak usia 2-4 tahun, serta mngembangkan potensi dan kecerdasan anak, yakni Multiple Intelligences (Gardner) :

1. Kecerdasan linguistik

2. Kecerdasan matematis-logis

3. Kecerdasan spasial

4. Kecerdasan kinestetis-jasmani

5. Kecerdasan musikal

6. Kecerdasan interpersonal

7. Kecerdasan intrapersonal

8. Kecerdasan naturalis

III. KEUNGGULAN HOMESCHOOLING

Beberapa keunggulan homeschooling bagi anak :

a. Membangun kemandirian dan kreativitas individual, bukan pembelajaran secara klasikal.

b. Memberi peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin.

c. Memberi ruang lebih luas kepada anak untuk melakukan kegiatan keagamaan dan rekreasi/ olah raga.

d. Membantu anak lebih berkembang, memahami diri dan perannya, serta mengondisikan anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan lingkungan sosial.

IV. METODE

Metode homeschooling bagi anak usia 2-4 tahun adalah dengan bermain, karena bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain merupakan konsep dasar pendidikan prasekolah. Dengan bermain, anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu, bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, karena homeschooling dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.


Informasi dan Pendaftaran :

Ibu Grace(022) 92386333/ 08164866654

Ganata Education and Talent Centre

Ganata Education and Talent Centre didirikan pada tahun 2006. Bidang pengembangannya meliputi pendidikan dan seni.


Bidang pendidikan meliputi :
1. Homeschooling bagi anak usia 2-4 tahun.
2. Bimbingan belajar/ Privat/ Kelompok belajar bagi siswa SD-SMA dan Anak Berkebutuhan Khusus

Bidang Seni meliputi :
1. Pengembangan bakat seni anak melalui les musik.
2. Penyediaan jasa Paduan Suara, Mini Orkestra, dan Electune untuk berbagai keperluan.

Selain itu, GAnata Edu juga menghasilkan produk Alat Permainan Edukatif (APE)

Informasi :
Ibu Grace
(022) 92386333/ 08164866654